Banyuwangi, Desa Gintangan yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Blimbingsari, sudah sejak lama dikenal sebagai sentra kerajinan anyaman bambu. Menurut Sejarah tutur sebagaimana yang disampaikan oleh beberapa warga, aktifitas kerajinan anyaman bambu yang dilakukan warga Desa Gintangan ini sudah berlangsung sejak beberapa dekade silam.
Masyarakat yang tinggal di Desa Gintangan ini mayoritas bersandar pada kerajinan anyaman bambu sebagai sumber mata pencahariannya. Mereka telah memproduksi aneka kerajinan anyaman bambu secara turun-temurun hingga saat sekarang ini. Namun baru pada tahun 1980-an oleh Pemerintah Daerah ditetapkan sebagai sentra kerajinan anyaman bambu.
Sejak ditetapkan sebagai sentra kerajinan, aneka kerajinan yang diproduksi secara rumahan ini mulai memunculkan produk-produk yang lebih modern dan bervariatif seperti; kap lampu, tempat tisu, tudung saji, keranjang hantaran, dan sebagainya. Bahkan, beberapa diantaranya sudah berhasil menembus pasar ekspor
Hasil produk kerajinan anyaman bambu Desa Gintangan ini pun semakin berkembang dan inovatif. Sejak beberapa tahun terakhir atau tepatnya pada masa kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anaz, hasil anyaman bambu tidak lagi hanya dibuat untuk aneka peralatan rumah tangga, tetapi sudah dijadikan sebagai bahan Songkok, Sepatu dan bahan dasar kostum.
Karya-karya kostum dari bahan dasar anyaman bambu yang unik dan menarik itu diperagakan dalam ajang festival yang diberi nama; “Gintangan Bamboo Festival” yang digelar secara rutin setiap tahun, sejak masa kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anaz. Karnaval peragaan busana bambu yang digelar di sepanjang jalan Desa inipun mulai banyak menarik perhatian, termasuk wisatawan.
“Ini adalah cara Banyuwangi untuk memperkenalkan Desa Gintangan sebagai destinasi kerajinan anyaman bambu. Kami bangga dengan warga Desa Gintangan, karena warganya produktif menghasilkan produk yang ikut mendukung perekonomian daerah,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas, kala pertama membuka festival ini.
Salah satu perajin anyaman bambu Gintangan, Widodo, mengungkapkan, pergelaran festival bambu tersebut menjadi salah satu pendorong bagi pemasaran hasil-hasil produk kerajian, baik tingkat domestik hingga internasional. “Tentu dengan adanya Gintangan Bambu Festival, nama Gintangan lebih dikenal lagi. Festival ini juga mendorong warga dan para pengrajin disini untuk lebih kreatif dalam membuat kostum-kostum dari bambu,” kata Widodo
Kedepan, Desa Gintangan akan terus bergerak maju dan terus mengembangkan potensi yang ada. Tidak cukup hanya sebagai sentra industri kerajinan, perlahan tapi pasti Desa Gintangan mulai mengarah menjadi “Destinasi Wisata Kerajinan”. Semoga Berhasil..! ( B0 )